PENDIDIKAN
TUMIS KANGKUNG
Hari
Tandayu
Tulisan
tentang masalah pendidikan di Indonesia sudah sangat banyak dan mungkin sudah
terasa basi. Ditambah lagi saya pastikan semua teman saya di kelas pasti sudah
membuat sebuah tulisan yang kritis. Akhirnya setelah mendapatkan inspirasi saya
coba membahas ini dengan cara yang lebih absurd.
Berbicara tentang pendidikan sebenarnya sama juga
membicarakan tentang memasak. Masakan yang paling pas adalah Tumis Kangkung.
Bahan utama yang akan dimasak tentu saja kangkung yang muda dan segar. Dalam
pendidikan juga seperti itu, yang akan diolah adalah generasi muda dengan
pikiran segar dan idealis. Jika diolah dengan ingredients yang pas maka didapat generasi emas yang tentu saja
akan berprestasi dan mengharumkan nama bangsa ini.
Namun
pada kenyataannya pada saat memasak tumis kangkung semua ingredients
ditambahkan tanpa takaran yang pas. Garam ditambahkan secukupnya, gula dan
cabai ditambahkan sesuai selera dan penyedap rasa dicampur sesuka hati. Nah
pendidikan di Indonesia juga seperti itu, dana untuk pelaksanaan pendidikan
dikeluarkan secukupnya, atau malah dikorupsi sesuai selera pejabat dewan
terhormat. Belum lagi hutang negara yang kian ditumpuk sesuka hati para pembuat
kebijakan.
Akhirnya jadilah tumis kangkung dengan rasa sekedarnya,
gambaran yang paling pas untuk pendidikan Indonesia saat ini dengan kualitas
seadanya juga. Menghasilkan lulusan dengan mental bobrok, berbudaya suap dan
otak ngeres serta menjadikan rusuh
dan tawuran sebagai hobi sampingan.
Inilah Indonesia dengan sekelumit masalah seperti
lingkaran setan. Namun dibalik itu semua masih ada usaha untuk memperbaiki dan
mengatasi masalah pendidikan bangsa ini. Karena generasi muda yang akan
meneruskan estafet perjuangan membangun Indonesia. Seperti yang dikatakan oleh
Dosen sekaligus Inspirator saya Dr. Leo Sutrisno “Pendidikan mesti menghasilkan
lulusan yang hanyut tetapi tidak larut. Lulusan yang masih dapat tegak berdiri
di tengah samudra kehidupan yang ganas ini”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar